Rabu, 11 November 2015

PERSAINGAN INTERSPESIFIK DAN INTRASPESIFIK

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
EKOLOGI PERTANIAN


PERSAINGAN INTERSPESIFIK
DAN INTRASPESIFIK










KHAYATU KHOIRI
05121407020









PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisme hidup di dalam suatu ekosistem yang didalamnya saling berinteraksi antar satu spesies dengan spesies lain. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi positif yang saling menguntungkan dapat juga interaksi negatif seperti kompetisi. Kompetisi  tumbuhan dalam suatu spesies mampu di liat pada jarak antar tumbuhan, di mana sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal sangat jarang di temukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan.
Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam yang nantinya akan berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan zat hara, air, dan cahaya matahari. Jika hal tersebut tidak diatur dengan baik , hasil tanaman akan ikut terpengaruh. Jarak tanam rapat akan mengakibatkan terjadinya suatu kompetisi, baik inter maupun intraspesies. Penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata akan berpengaruh terhadap jumlah cabang, luas permukaan daun dan pertumbuhan tanaman. Mengingat pentingnya mengengetahui jarak tanaman ideal untuk pertumbuhan tanaman, maka dilakukan penelitian tentang kompetisi yang terjadi pada tanaman yang sejenis maupun berbedaspesies.
Kacang hijau dan jagung merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang berbeda. Akan tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak mungkin akan terjadi suatu interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa kompetisi dimana keduanya tidak hanya memperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling memperebutkan unsur hara, air  dan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Hal ini berarti terjadi tumpang tindih relung ekologi antara kacang hijau dan jagung. Tumpang tindihnya relung ekologi antara kacang hijau dan Jagung akan mempengaruhi pertumbuhan dan daya hidup keduanya. Oleh karena itulah percobaan ini dilakukan sehingga dapat diketahui pengaruh kompetisi terhadap pertumbuhan kacang hijau (Vigna radiata) dan jagung (Zea mays).
Kecepatan perkecambahan biji tumbuhan dan pertumbuhan anakan (seedling) merupakan suatu faktor yang menentukan kemampuan spesies tumbuhan tertentu untuk menghadapi dan menaggulangi persaingan yang terjadi. Apabila suatu tanaman berkecambah terlebih dahulu di banding suatu tanaman yang lain maka tanaman yang tumbuh lebih dahulu dapat menyebar lebih luas sehingga mampu memperoleh cahaya matahari, air, dan unsur hara tanah lebih banyak di bandingkan dengan yang lain.
Persaingan tumbuhan dalam suatu spesies mampu di liat pada jarak antar tumbuhan. di mana sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal sangat jarang di temukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan. Kompetisi antara tanaman tersebut terjadi karena faktor tumbuh yang terbatas. Faktor yang dikompetisikan antara lain hara, cahaya, CO2, cahaya dan ruang tumbuh. Besarnya daya kompetisi tumbuhan kompetitor tergantung pada beberapa faktor  antara lain jumlah individu dan berat tanaman kompetitor, siklus hidup tanaman kompetitor, periode tanaman, dan jenis tanaman. Oleh karena itu dalam praktikum ini kita akan

B. Tujuan
Untuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kacang hijau.





II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Faktor-faktor Biotik dalam Interaksi Populasi
Faktor yang berpengaruh dalam interaksi populasi adalah faktor biotik lingkungan yang pada dasarnya bersifat acak tidak langsung terkait dengan perubahan komunitas, terutama faktor iklim dan curah hujan. Banyak data mengarahkan perubahan acak iklim itulah yang pertama-tama menentukan kerapatan populasi. Perubahan yang cocok dapat meningkatkan kerapatan populasi, sebaliknya poipulasi dapat mati kalau tidak cocok.
Pada dasarnya pengaruh yang baru diuraikan berlaku bagi kebanyakan organisme tetapi pengaruh yang sebenarnya malah dapat memicu perubahan mendasar sampai kepada variasai. Jika pembahasan berbagai factor abiotik lingkungan terkait dengan berbagai parameter toleransi, sebaran dan optimasi, factor biotic didak langsung terkait dengan factor itu. Tetapi di sisi lain factor biotic lebih realistic, bervariasi dan mampu menciptakan stabilitas populasi.

2. Persaingan dalam komunitas
Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi antara indifidu yang sejenis ataupun antara indifidu yang berbeda jenis. Persaingan yang terjadi antara individu yang sejenis disebut dengan persaingan intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi antara individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik.
Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971). Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain – lain (Setiyadi, 1989). Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi. Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu (Wirakusumah, 2003).

3. Pengaruh Lingkungan  Terhadap Tumbuhan
Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman. Respons tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan terlihat  pada penampilan tanaman. Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, disini terlihat bahwa tumbuhan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Begitu pula biasanya vegetasi yang tumbuh disekitar ekosistem tersebut juga spesifik atau tertentu. Karena hanya tumbuhan yang sesuai dan cocok saja yang dapat hidup berdampingan. Tumbuhan pun mempunyai sifat menolak terhadap tumbuhan yang tidak disukainya, yaitu dengan mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat bagi jenis tertentu. Sifat tersebut dinamakan allelopati (Irwan,2007).

4. Hubungan atau Interaksi Sesama Tanaman
Dalam usaha mengkomposisikan jenis-jenis tanaman misalnya untuk keperluan estetika, perlu diketahui bahwa hubungan sesama tanaman tertentu memerlukan bantuan tanaman tertentu pula, misalnya untuk perlindungan. Tumbuh-tumbuhan dapat mengahasilkan zat-zat yang dapat merangsang atau meracuni jenis tumbuhan lain. Senyawa-senyawa ini dapat meracuni biji-biji tanaman yang ada disekitarnya (Irwan,2007). Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan  sesama tanaman  yaitu:
Adanya kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energy atau sumber daya lainnya yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, dan air. Kompetisi ini disebut juga alelospoli. Tumbuhan tertentu baik masih hidup atau sudah mati menghasilkan senyawa kimia yang dapat mempengaruhi tumbuhan lain. Senyawa kimia tersebut disebut allelopati. Adanya pengaruh baik fisik maupun maupun biologis lingkungan yang dap[at mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jenis-jenis tumbuhan yang bertindak sebagai tuan rumah atau inang (Irwan,2007).

5. Kompetisi
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et al .1990), sedangkan Molles (2002) kompettisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik. Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono,2005).
Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton,1990).
Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi, spesies yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif (competitive exclusion principles). Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua , yaitu kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau exploitative competition), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber daya yang terbatas Inferensi (inference competition atau contest competition), yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain, meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang berpengaruh negatif pada individu lain.



















III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Ekologi Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya pada hari Selasa, tanggal 23 April 2013.

B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dipakai pada praktikum ini adalah 1). Polybag 10 kg yang berisi tanah, 2). Biji jagung, 3). Biji kacang hijau .

C. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini yaitu:
a.Beberapa pot plastik yang berisi tanaman disediakan secukupnya.
b.Biji jagung atau kacang hijau yang masih baik dipilih kemudian direndam
   dalam air selama satu jam.
c.Biji-biji tersebut ditanam kedalam pot plastik yang berbeda dan diatur
   sedemikian rupa sehingga dalam percobaan ini terdapat beberapa perlakuan
   sebagai berikut :
-          Pot no 1 ditanam dengan 1 biji jagung atau biji kacang hijau.
-          Pot no 2 ditanam dengan 2 biji jagung atau biji kacang hijau.
-          Pot no 3 ditanam dengan biji jagung atau biji kacang hijau.
-          Pot no 4 ditanami dengan 6 biji jagung atau biji kacang hijau.
-          Pot no 5 ditanami dengan 8 biji jagung atau biji kacang hijau.
Setiap perlakuan dilakukan dengan tiga ulangan.
d. Sebagai cadangan sediakan beberapa pot yang ditanami jenis yang sama untuk
    penyulaman apabila selama percobaan ada tanaman yang mati.
e. Penyiraman dilakukan setiap hari
f. Pengamatan dilakukan setiap minggu dan diukur tinggi tanamannya
g.Tinggi tanaman yang berbeda jarak tanamannya dibandingkan pada setiap jenis
   tersebut.
h.Dibuat grafik pertumbuhan untuk masing-masing pot. Besaran pada sumbu X
   dinyatakan dalam waktu (minggu) dan pada sumbu Y dinyatakan dalam LPT
   (laju pertumbuhan tanaman).
i. Untuk mengetahui pengaruh yang nyata dari tiap perlakuan dilakukan uji statis.














IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil pengamatan pada praktikum persaingan tanaman intraspesifik dan interspesifik ini adalah :
Hari/ tanggal Pot Nama Tanaman Tanaman
Hidup Tinggi Tanaman (cm) Jumlah daun
(helai)

Selasa, 23 April 2013 I

II

III

IV

V Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau 3
5
3
3
2
1
2
3
4
2 17
15
14
15
15
13.5
13.5
18
17
14 2
3
2
3
2
3
2
3
2
3

Hari/ tanggal Pot Nama Tanaman Tanaman
Hidup Tinggi Tanaman (cm) Jumlah daun
(helai)
Selasa, 30 April 2013
I

II

III

IV

V
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau 4
6
4
4
3
2
4
5
5
3 25
30
35
43.8
27
42
31
56
47
46.2 8
5
6
5
5
5
4
5
5
3

Hari/
tanggal Pot Nama Tanaman Tanaman
Hidup Tinggi
Tanaman (cm) Jumlah
Daun (helai)
Selasa, 7 Mei 2013
I

II

III

IV

V Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau 4
5
4
4
3
2
4
5
5
3 39
56
37
47
32
56
37
60
52
54 8
6
6
6
6
6
9
6
8
6











B. Pembahasan
Pada praktikum ini diamati pertumbuhan pada biji kacang hijau dan biji jagung yang di tanam pada polybag dengan jumlah, jarak dan kepadatan  yang berbeda pada setiap polybag.  Semua polybag diberi perlakuan yang sama dimulai dari jumlah intensitas cahaya dan suplai air setip harinya. Perlakuan ini bertujuan untuk melihat perbandingan pertumbuhan suatu tanaman dengan ruang lingkup yang sama. Pengamatan dilakukan selama kurang lebih 4 minggu dengan pengukuran pertumbuhan tinggi tanaman dilakukan dalam jangka waktu 3 hari 1 kali sampai tanaman dipanen. Pengukuran ini dilakukan untuk melihat apakah trjadi persaingan jenis atau tidak karena pada umumnya tumbuhan yang berasal dari biji untuk awal kehidupannya mendapat suplai makanan dari kotiledonnya (cadangan makanan). Dan setelah beberapa hari secara perlahan kotiledon akan gugur dan dengan sendirinya suatu tumbuhan harus mendapatkan suplai makanannya sendiri dan harus bersaing dengan yang lainnya untuk mempertahankan hidupnya. Selain itu, penanaman biji dengan jumlah dan jarak yang berbeda di setiap plotnya bertujuan untuk menentukan kemampuan suatu tumbuhan untuk tumbuh dan melihat perbedaan pertumbuhan di masing-masing plot.
Hasil yang dapat kami simpulkan pada praktikum persaingan antara tanaman sejenis (INTASPESIFIK) bahwa terdapat faktor- faktor lingkungan yang mungkin diperebutkan oleh tumbuhan tumbuhan dalam kompetisi atau persaingan diantaranya adalah cahaya, air, tanah, oksigen, unsur hara dan karbon dioksida. Selain faktor yang diperebutkan terdapat pula faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari tanaman tersebut. Adapun faktor eksternal tersebut diantaranya adalah keberadaan hewan penyerbuk, agen dispersal biji, kondisi tanah, kelembaban tanah dan udara serta angin. Adanya gangguan dari spesies-spesies tertentu di suatu habitat juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup tumbuhan.
Pada umumnya kecepatan perkecambahan dan pertumbuhan suatu biji tumbuhan merupakan faktor penentu untuk menghadapi dan menanggulangi persaingan. Biji yang tumbuh terlebih dahulu akan menyebabkan tumbuhan tersebut mencapai tinggi yang lebih besar, mendapatkan intensitas cahaya matahari, air dan unsur hara tanah lebih besar tumbuhnya. Biji suatu tanaman dapat mengakhiri masa dormansinya apabila terdapat faktor-faktor yang mengukung hal tersebut terjadi. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap pemutusan dormansi biji adalah struktur biji itu sendiri, sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh adalah kadar air, kelembaban tanah, suhu tanah, intensitas cahaya dan faktor fisik lainnya.
Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , species yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif ( competitive exclusion principles ). Kecepatan perkecambahan biji tumbuhan dan pertumbuhan anakan (seedling) merupakan suatu faktor yang menentukan kemampuan spesies tumbuhan tertentu untuk menghadapi dan menaggulangi persaingan yang terjadi. Apabila suatu tanaman berkecambah terlebih dahulu di banding suatu tanaman yang lain maka tanaman yang tumbuh lebih dahulu dapat menyebar lebih luas sehingga mampu memperoleh cahaya matahari, air, dan unsur hara tanah lebih banyak di bandingkan dengan yang lain.
Enam faktor  yang merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan biji-biji yang di tanam. Namun dalam praktikum ini yang lebih dilihat adalah persaingan yang terjadi antara biji yang ditanam dalam 1 plot baik persaingan intaraspesifik ataupun persaing interspesifiknya.Untuk menguji hipotesis dan mengukur perbedaan antar perlakuan dengan menggunakan ulangan yang sama maka digunakan metode analisis varians satu jalur atau ANOVA 1 jalur  dengan sistem Rancangan Acak Lengkap (RAL). Berikut adalah hasil dari perhitungan dengan menggunakan metode tersebut.
Secara teoritis, apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar merugikan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Semakin rapat jarak suatu tanaman maka pertumbuhannya akan semakin terhambat karena persaingan mendapatkan sumberdaya pun semakin ketat.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik dan interspesifik adalah luasnya lahan tanam, jenis tanaman, kepadatan tumbuhan, dan waktu lamanya tanaman sejenis hidup.
3. Cepat atau lambatnya perkecambahan pada tanaman juga berpengaruh terhadap menangnya suatu tanaman dalam berkompetisi.
4. Terjadinya persaingan atau kompetisi dapat menyebabkan tanaman mati
5. Pertumbuhan tanaman kacang hijau lebih cepat daripada tanaman jagung maka kacang hijau adalah pemenang dalam kompetisi intraspesifik dan interspesifik.


B. Saran
Hendaknya dalam praktikum ekologi pertanian ini lebih teliti dalam pengamatan dan menyediakan alat dan bahan sebelum melaksanakan praktikum supaya pelaksanaan terlaksana dengan lancar.






VI. DAFTAR PUSTAKA
Bogon et al. 1990. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press : Yogyakarta.
Irwan, Z.D.. 2007. Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Kastono. 2005. Ekologi Hutan. Bumi Aksara: Jakarta.
Mollen. 2002. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas. UI-Press: Jakarta.
Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press  Yogyakarta.
Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan Srigandono, B) Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada.
Setiadi, Dedi, Muhadiono, Ayip Yusron.1989. Penuntun Praktikum Ekologi.PAU Ilmu Hayat IPB: Bogor.
Sowasono, Haddy. 1987. Biologi Pertanian. Rajawali Press: Jakarta.
Wirakusumah, S. 1003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas. UI-Press: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar